August 13, 2010

Tor Gender Mainstreaming At WRM Sector

Dari hasil kajian yang dilakukan Margaret Zwarteveen di negara India dan Nepal pada tahun 2006 dari Irigation and Water Engineering, Wageningen University memperlihatkan bahwa pentingnya pemahaman tentang Gender Mainstreaming dalam pengelolaan sumber daya air dalam rangka kelangsungan kehidupan. Zwarteveen menyimpulkan beberapa hal, yaitu: (1) Upaya selama ini untuk menjawab ketidakseimbangan gender di sector air, tidak efektif dilakukan; (2) Rendahnya pemahaman yang terintegrasi untuk menjawab permasalahan pengarusutamaan gender dalam analisis di sector air. Dari persoalan tersebut, gender  hanya dilihat sebagai isu sampingan atau suatu pemikiran yang terakhir dan tidak menjadi isu utama dalam pengelolaan sumber daya air.

August 13, 2010

Project Digest

The proposed of the Capacity Building on Gender Mainstreaming training ultimate goal is  to improve that in every projects and programs in the water sector contain toward gender mainstreaming concepts continuosly.   Lack of knowledge of gender mainstreaming among stakeholder and patriarchal values cause lack of understanding and lack of attitude toward gender.  The causes of domination of patriarchal values are wrong perception and lack of concern toward gender among stakeholders.  Furthermore, the direct impact of lack of gender mainstreaming concepts in every projects and programs first, the needs among women in the water sector are ignore and the impact of poor health condition of women and children, secondly expectations of women in the water sector are left  and the impact will reduce  women capacities particularly in public sphere and third, experiences of women on water sector are neglected and the impact participation of women are limited.

August 13, 2010

Gender Training Schedule

Gender Training Schedule

August 13, 2010

Mainstreaming Gender in IWRM in Southeast Asia

Gender Mainstreaming has been endorsed by the Beijing Platform for Action (Fourth World Conference on Women, Beijing, 1995) and has been followed by governments and other actors to   promote an active and visible policy of mainstreaming the gender perspectives in policies and projects/programmes, so that, before decisions are taken, an analysis is made of the effects on both women and men. This approach was defined by UNDP as taking account of gender concerns in all policy and programmes. It is further defined as the process of assessing the implications for women and men of any planned action, including legislation, policies or programmes, in all areas and at all levels. It is a strategy for making women's as well as men's concerns and experiences an integral dimension of the design, implementation, monitoring and evaluation of policies and programmes in all political, economic and societal spheres so that women and men benefit equally.  The ultimate goal is to achieve gender equality, and not to perpetuate inequality.  These definitions indicate clearly that gender concerns are to be addressed in all socio-economic, environmental and cultural policies.

July 03, 2010

Strategi Advokasi & Lobbying

Advokasi berarti membujuk, mengusahakan, atau mendukung, suatu alasan untuk melakukan perubahan dalam bidang kebijakan. Sedangkan teknik lain untuk mendukung strategi advokasi adalah lobbying, berarti mempengaruhi pihak lain untuk perubahan keadaan dengan lebih mengandalkan kekuatan komunikasi interpersonal

July 03, 2010

Introduksi Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses dimana pihak‐pihak yang terlibat saling menggunakan informasi untuk mencapai pengertian bersama (menyamakan persepsi) sebagai upaya perubahan perilaku yang lebih baik

July 03, 2010

Media Komunikasi Untuk Advokasi Gender

Media adalah perpanjangan atau adaptasi dari kemampuan indra manusia sebagai penyalur/chanel dan visualisasi untuk mempermudah penyampaian pesan dan informasi
kepada publik atau audiens /komunikan. Didukung kemajuan TEKNOLOGI maka media
berfungsi mempercepat dan memperluas akses penerimaaan pesan di berbagai aspek kehidupan (termasuk pesan‐pesan sosial mengenai pengarus utamaan gender di sektor pengelolaan sumber daya air

May 30, 2010

Gender Perspectives On Policies in the Water Sector

What do we mean by "The Water Crisis"? For the engineers, scientists and politicians who now use the phrase regularly to support plans for better conservation and management of water resources, the crisis means that demand for more and more water for industry, food production, power generation, drinking water and hygiene are threatening to outstrip renewable supplies and damage natural ecosystems. This serious problem demands urgent action. Integrated water resources management (IWRM) ais avital ingredient in the solutions to this macro water crisis.

May 30, 2010

Gender in Water Resources Management, Water Supply and Sanitation

This book investigates how gender is present in the newly emerging principles on the sustainable management of water resources. The book also reviews how these gender-specified principle are currently applied in the water supply, sanitation and hygiene sector.

May 30, 2010

Inkorporasi Perspektif Gender Dalam Pengembangan Rekayasa Alat Dan Mesin Pertanian

Dalam perjalanan sejarah pembangunan di Indonesia, sumber daya manusia (SDM) laki-laki dan perempuan dinyatakan sebagai sumber daya insani pembangunan yang partisipasinya sangat diharapkan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga Indonesia. Namun demikian, sejarah juga mencatat bahwa kebijakan pembangunan yang selama ini dinyatakan bersifat netral, dalam implementasinya sering terjadi ketimpangan gender yang selanjutnya mengarah kepada ketidakadilan gender. Ketimpangan gender mengacu pada keadaan, di mana salah satu pihak (misalnya antara laki-laki vs perempuan, kelompok tua vs kelompok berumur muda, kelompok kaya vs kelompok miskin) lebih baik kondisinya dibandingkan pihak lainnya. Sedangkan ketidakadilan gender mengacu kepada situasi, di mana salah satu pihak gender telah dirugikan. Sebagai contoh adalah kondisi tingkat pendidikan kepala rumah tangga yang berusaha di bidang pertanian. Rata-rata pendidikan mereka masih rendah, tetapi persentase tingkat pendidikan perempuan yang rendah lebih besar dibandingkan dengan laki-laki.