Water Suply Environment Sanitation Workshop
November 30, 2010
We apologize for the full information is available in Bahasa Indonesia only.
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang menandatangani kesepakatan Millennium Development Goals (MDGs) yang memiliki indikator kunci salah satunya pengembangan di bidang air minum dan sanitasi. Pada tahun 2015 diharapkan bahwa fasilitas air minum dan sanitasi di negara kita meningkat hingga dua kali lipat dibanding kondisi pada awal millennia ini. Padahal pada kenyataannya, saat ini dari 384 PDAM yang ada, sekitar 75% berada dalam kondisi “sakit”. Demikian pula, dari segi jumlah pelanggan, PDAM hanya memiliki 7,9 juta pelanggan, jauh jika dibanding dengan pelanggan PLN 38 juta, apalagi Telkomsel yang mengklaim memiliki jumlah pelanggannya lebih dari 100 juta. Padahal jelas bahwa air minum merupakan kebutuhan dasar manusia, sedangkan yang lain bukan! Gambaran di atas menunjukkan bahwa betapa sulitnya menciptakan PDAM yang sehat dan hal ini menimbulkan tanda tanya besar, mampukah negara kita mencapai target MDGs tahun 2015?
Sektor sanitasi merupakan sektor yang bisa diistilahkan “ketinggalan start” dibanding dengan sektor yang lain. Secara umum centralized sewerage system di Indonesia belum mencapai angka 5%, demikian pula besaran prosentasi fasilitas wastewater treatment plant untuk perkotaan. Setelah semua sektor berkembang, sektor ini baru digembar-gemborkan. Belum satu dasa warsa bangsa kita menyadari sepenuhnya akan pentingnya sektor sanitasi ini. Sanitasi mengetengah setelah 70% sungai-sungai utama di pulau-pulau besar tercemar, 80% air tanah di kota-kota metropolitan mengandung bakteri koli, curah hujan tahunan menimbulkan banjir. Di sisi ancaman terhadap kesehatan masyarakat penyakit diare, DBD, typhus, malaria dan desentri dijumpai dan mewabah di berbagai daerah. Untungnya, hentakan kesadaran pemerintah sangat dirasakan pada sekitar lima tahun belakangan ini dan berbagai program serta kegiatan diarahkan pada sektor sanitasi untuk lima tahun ke depan (2010-2014). Program Percepatan Pembangungan Sanitasi Perkotaan (PPSP) misalnya, dialokasikan dana hingga 56 trilyun rupiah untuk lima tahun ke depan. Sungguh suatu gebrakan yang luar biasa. Namun kondisi SDM maupun infrastruktur phisik sektor sanitasi masih jauh dibanding kondisi sektor air minum, sehingga target PPSP untuk memberdayakan peningkatan kapasitas aparatur pemda hingga implementasi proyek phisik sekitar 300 kota/kabupaten hingga lima tahun ke depan membutuhkan keterlibatan berbagai pihak yang memiliki kompetensi, seperti halnya partisipasi perguruan tinggi.
Menyadari akan keadaan di atas, jelas bahwa pengelolaan air bersih dan sanitasi di Indonesia membutuhkan perhatian dan intervensi dari berbagai pihak. CKNet-INA yang merupakan kolaborasi dari sepuluh perguruan tinggi terkemuka di Indonesia terpanggil untuk memberikan perkuatan pada kedua sub sektor ini melalui paket pelatihan yang berjudul: Water Supply and Environmental Sanitation (WSES).
Uraian Lokakarya
Modul WSES ini ditujukan pada level middle manager di PDAM dan bagi aparatur pemerintah daerah utamanya Eselon III. Adapun materi yang disajikan diantaranya: 1) Penyehatan PDAM; 2) Teknologi penanggulangan kebocoran; 3) Onsite vs offsite sanitation systems; 4) Teknologi Pengolahan Air Limbah dan 5) Pola pendanaan sektor sanitasi serta materi-materi lain yang bersifat membuka pola pikir peserta dalam mengurai persoalan PDAM dan membuat rencana jalan keluar secara tepat. Pada sektor sanitasi, peserta dibekali kemampuan dalam melakukan inisiasi program maupun perencanaan proyek sanitasi pemerintah daerah agar memiliki akses terhadap kesempatan mendapatkan dana baik APBN maupun APBD Provinsi dan APBD kota/kabupaten. Pemahaman terhadap materi di atas jelas membantu negara kita menuju penyehatan PDAM dan perencanaan sanitasi berkelanjutan yang secara langsung mendukung pemerintah dalam rangka pemenuhan tuntutan Millennium Development Goals yang sudah di depan mata.
Tujuan Lokakarya
Meningkatkan kapasitas dan ketrampilan peserta dalam memahami persoalan yang terjadi pada PDAM dan mengembangkan rencana yang tepat dalam rangka keluar dari persoalan tersebut, serta memahami ketertinggalan pada sector sanitasi dan merencanakan program maupun kegiatan yang tepat untuk mengejar ketertinggalan tersebut hingga mendapatkan dukungan dana baik dari APBN, APBD provinsi maupun APBD kota/kabupaten.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan adalah Metode Andragogy, yaitu metode pembelajaran bagi orang dewasa. Pada Metode Andragogy dilibatkan kegiatan seperti: diskusi, simulasi, roleplay, presentasi individu dan kelompok.
Sasaran pembelajaran:
Sasaran pembelajaran lebih ditekankan pada pengembangan pemahaman dan keterampilan dalam menyelesaikan permasalahan yang saat ini terjadi di bidang air minum dan sanitasi, sehingga setelah mengikuti lokakarya ini para peserta:
a) Mampu mengidentifikasi permasalahan yang menimbulkan ketidaksehatan PDAM;
b) Mampu menjelaskan prinsip-prinsip penyehatan PDAM;
c) Mampu menjabarkan langkah-langkah konkrit terkait dengan penyehatan PDAM;
d) Mampu memberikan saran kepada manajemen PDAM akan solusi permasalahan yang terjadi;
e) Mampu mengidentifikasi keterlambatan progres sanitasi yang terjadi di kota/kabupaten;
f) Mampu memahami dan merespon perundang-undangan terkait dengan sanitasi sesuai dengan kebutuhan kota/kabupaten;
g) Mampu memahami teknologi sanitasi yang tepat bagi kota/kabupaten yang membutuhkan;
h) Mampu memberikan masukan dan saran kepada pengambil keputusan di kota/kabupaten untuk mempercepat proses pembangungan sanitasi perkotaan/perdesaan;
i) Mampu memahami proses penggalian dana bagi sektor sanitasi baik melalui APBN, APDB provinsi maupun penganggaran pada tingkat kota/kabupaten.
Materi Lokakarya
Lokakarya ini menyajikan materi yang didasarkan pada kebutuhan PDAM serta pemda-pemda di seluruh Indonesia berdasarkan atas kenyataan, pengamatan dan penelitian yang pernah dilakukan oleh anggota CKNet-INA.
Materi inti lokakarya diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Sistem Pengelolaan dan Pengembangan Air Minum di Indonesia;
b. Program dan Kegiatan Suplai Air Minum di Kota dan Kabupaten di Indonesia;
c. Identifikasi Kesehatan PDAM;
d. Kendala-kendala Penyehatan PDAM di Indonesia;
e. Alternatif Tindakan Penyehatan PDAM;
f. Teknologi Mutakhir Menurunkan Kebocoran pada Sistem Perpipaan;
g. Kasus-kasus Permasalahan pada Operasi dan Pemeliharaan PDAM;
h. Skenario Sasaran Penyelenggaraan SPALP;
i. Sasaran dan Kebijakan Sistem Pengolahan Air Limbah;
j. Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Air Limbah;
k. Progres Sanitasi di Indonesia;
l. Perundangan yang Terkait dengan Sanitasi;
m. Konsep Polluters Pay Principle;
n. Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi di Indonesia
Fasilitator:
Fasilitator pada lokakarya ini melibatkan profesional, praktisi, dosen yang berpengalaman dalam proyek maupun kebijakan yang terkait dengan air minum dan sanitasi berkelanjutan di Indonesia.
Penyelenggara
Lokakarya ini diselenggarakan oleh CKNet Indonesia, sebuah jaringan pengembangan kapasitas (Capacity Building) yang terdiri dari 10 universitas di Indonesia: Universitas Andalas, Universitas Indonesia, Universitas Bina Nusantara, Institut Teknologi Bandung, Universitas Katholik Parahyangan, Universitas Diponegoro, Universitas Gajah Mada, Universitas Merdeka, Institut Teknologi Sepuluh November dan Universitas Hasanuddin, yang bekerja sama dengan:
- UNESCO-IHE Delft, the Netherlands
- CapNet/UNDP, Afrika Selatan
- AguaJaring, Malaysia
- PT. IHE Indonesia
Peserta Lokakarya:
Jumlah peserta maksimum 25 orang. Untuk dapat mengikuti kegiatan lokakarya ini dan secara aktif dapat berpartisipasi dalam latihan dan tugas-tugas, para peserta hendaknya memiliki latar belakang pengalaman kerja pada salah satu dari jenis pekerjaan pada instansi-instansi di bawah ini:
¯ Perusahaan Daerah Air Minum;
¯ Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang;
¯ Perum. Jasa Tirta;
¯ Bappeda;
¯ Dinas PU/Kimpraswil;
¯ Dinas Kebersihan;
¯ Dinas Kesehatan;
¯ Badan Lingkungan Hidup;
¯ Kantor Lingkungan Hidup; dan
¯ Dosen Jurusan:
-
- Teknik Lingkungan;
- Teknik Sipil;
- Teknik Pengairan;
- Teknik Arsitektur; dan
- MIPA Biologi dan Kimia;
Sebaiknya memiliki pengalaman minimal 5 tahun pada bidang pekerjaan tersebut di atas.
Sertifikat
Sertifikat akan diberikan oleh CKNet Indonesia bagi peserta yang telah mengikuti serta menyelesaikan tugas-tugas dengan baik pada lokakarya ini.
Biaya Lokakarya:
Rp 1.000.000 ( 5 hari)
Informasi Lebih Lanjut:
Informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran, biaya lokakarya dan permintaan formulir pendaftaran dapat diperoleh di sekretariat dengan alamat sebagai berikut:
Kantor Sekretariat CKNet-INA
Sentra Building Inti Lt. 2
Jl.Taman Kemang 32 A, 12730
Telepon : 021 717.921.80
Fax : 021 718.30.01
E-mail : secretariat@cknet-ina.org